Selasa, 16 April 2013

Dampak Perubahan Iklim Terhadap Habitat Orangutan


                                                               
Orangutan harus dijaga kelestariannya dan dapat dipertahankan keberlangsungan hidupnya dalam waktu yang  panjang karena primata frugivora (pemakan buah, termasuk daun dan kambium) ini memiliki peranan sangat penting dalam  menjamin kelestarian hutan yang menjadi habitatnya. Banyak jenis pohon buah di hutan yang penyebarannya sangat tergantung kepada primata langka ini dan diketahui hingga saat ini lebih  terdapat lebih dari 1000 jenis tanaman , hewan kecil dan jamur yang menjadi pakan orangutan.
Semoga laporan ini dapat mendukung upaya pelestarian orangutan, sekaligus sebagai salah satu upaya untuk membantu mengurangi emisi karbondioksida  melalui kelestarian hutan yang menjadi habitatnya. Kelestarian orangutan hanya bisa dicapai jika terdapat  dukungan sungguh-sungguh dan optimal dari seluruh pihak yang berkepentingan terhadap kelestarian satwa ‘flagship’ ini dengan  didasari  pemahaman bersama yang jelas tentang makna dan fungi kelestarian orangutan di habitat alaminya.


Orangutan merupakan satu-satunya dari empat taksa kera besar yang hidup di Asia, sementara tiga kerabatnya yang lain, yaitu;  gorila, chimpanzee dan bonobo hidup di benua Afrika. Terdapat dua jenis orangutan, yaitu orangutan Sumatra (Pongo abelii) yang  penyebarannya terbatas pada bagian utara Sumatera dan orangutan Borneo (Pongo pygmaeus), yang masih terdapat di beberapa tempat yang merupakan kantong-kantong habitat di Sabah dan Sarawak terutama di daerah rawa gambut serta hutan dipterokarp dataran rendah di bagian barat daya Kalimantan antara Sungai Kapuas dan Sungai Barito (propinsi  Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah), serta sebelah timur Sungai Mahakam ke arah utara (provinsi Kalimantan Timur dan Sabah). Indonesia memiliki posisi yang sangat penting dalam konservasi orangutan di dunia, karena sebagian besar populasi orangutan yang masih bertahan hidup hingga saat ini berada  di wilayah Republik Indonesia




Diketahui bahwa jumlah populasi orangutan liar telah menurun secara kontinyu dalam beberapa dekade terakhir akibat semakin berkurangnya hutan-hutan dataran rendah dan dalam beberapa tahun belakangan ini penurunan populasi yang terjadi cenderung semakin cepat. Masih terjadinya perburuan dan perdagangan orangutan, termasuk untuk diselundupkan ke luar negeri juga memberikan kontribusi terhadap penurunan populasi orangutan liar di alam. Hilangnya habitat dan perburuan serta perdagangan masih merupakan ancaman utama terhadap keberlangsungan hidup orangutan di Indonesia. 

Pemerintah Indonesia sudah melakukan berbagai upaya untuk melestarikan orangutan dan habitatnya dengan mengeluarkan berbagai peraturan perundangan  serta mengembangkan berbagai program kemitraan dengan sektor lain dan pemangku kepentingan lainnya. Bersama dengan seluruh pemangku kepentingan terkait, termasuk para ahli orangutan nasional maupun internasional, pemerintah juga telah menyusun Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Orangutan 2008 – 2017 untuk mendukung upaya konservasi orangutan. Dimasa mendatang, sektor industri kehutanan seperti HPH, sawit dan  hutan tanaman diharapkan dapat berperan lebih banyak untuk mendukung upaya konservasi orangutan yang terdapat di area konsesi mereka.

Perubahan iklim di masa mendatang, diperkirakan akan menjadi ancaman serius terhadap konservasi orangutan,  terutama pada aspek ketersediaan sumber pakan akibat terganggunya sistim perbungaan dan perbuahan pohon yang menjadi sumber pakannya karena adannya  kenaikan suhu dan curah hujan. Ancaman lain adalah hilang serta rusaknya habitat akibat terjadinya  kebakaran hutan yang dipicu oleh gejala perubahan iklim. Kebakaran hutan tahun 1997/1998  yang diketahui dipicu oleh gejala El Nina telah menjadi pemicu terbakarnya  jutaan hektar hutan, termasuk habitat orangutan serta menimbulkan banyak korban orangutan dalam jumlah yang signifikan. Gejala perubahan iklim pada periode tahun itu  juga diketahui telah mempengaruhi pola perbungaan dan perbuahan pohon hutan di Taman Nasional Kayan Mentarang Kalimantan Timur sehingga berpengaruh terhadap kehidupan berbagai jenis satwa.  Terkait dengan hal tersebut,  kami menghargai dan menyambut baik disusunnya laporan “Climate Change Impact on Orangutan Habitat” yang bisa dijadikan referensi penting untuk pengembangan program konservasi orangutan khususnya terkait dengan adanya gejala perubahan iklim. Contoh kasus Taman Nasional Sebangau, Kalimantan Tengah yang dikaji dalam laporan ini juga menarik untuk disimak, karena habitat orangutan di taman nasional ini merupakan hutan rawa gambut yang menyimpan banyak karbondioksida dan jumlah populasi orangutan di taman nasional tersebut, merupakan salah satu populasi yang paling “viable’ bagi orangutan. Melestarikan orangutan di taman nasional ini dapat berfungsi mencegah terjadinya emisi karbon dari kawasan tersebut karena terjaganya hutan yang menjadi habitatnya. Laporan ini merupakan masukan berharga bagi  unit manajemen Taman Nasional Sebangau dalam pengembangan program untuk melestarikan orangutan dan habitatnya, terutama dalam  kaitannya dengan adannya  perubahan iklim.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar